Rabu, 28 Mei 2014

DEMOKRASI

Bismillahhirrohmanirrohiim,


DEMOKRASI, menurut pandangan saya demokrasi itu adalah membenarkan yang benar, tanpa melihat dari mana kebenaran itu berasal. Bukan membenarkan yang tidak benar atau menyalahkan yang benar, itu yang saat ini banyak terjadi dilingkungan kita apalagi didunia politik. Bukannya sok-sok tau tentang politik, tapi bisa dilihat kok pada kenyataannya.

Katanya Negara ini menganut paham demokrasi, tapi saya gak tau apakah memang benar atau karena bertepatan saja dengan partai yang membesarkan presiden saat ini. Buktinya hukum dinegara ini belum juga bersih hingga saat ini, dan masih banyak lagi yang belum bersih. Demokrasi berprinsip dari rakyat untuk rakyat, tapi tidak semua rakyat, hanya untuk rakyat yang ber'uang, berpangkat atau bersaudara dengan petinggi.

 Harusnya sih gak seperti itu, harusnya iya. Dalam kehidupan saya contohkan demokrasi yang lebih simple, demokrasi itu sama halnya seperti sholat berjamaah, Sang Imam memimpin makmum dan makmum mengikuti semua aba-aba Imam, tapi ketika Imam salah dalam gerakan, bacaan ayat atau lainnya makmum akan mengingatkan dan Imam akan langsung meneruskan bacaan ayatnya atau memperbaiki gerakannya tanpa melihat siapa yang membacakan ayat dibelakang atau menegurnya itu. Sang Imam juga tidak akan membantah makmumnya atau menunggu makmum lain untuk mengingatkan kesalahannya.

Harusnya pemimpin dinegeri ini seperti itu, harusnya iya tapi sepertinya itu akan sulit dan jarang kita temukan. Di dalam kasus sholat berjamaah tadi bisa saja yang mengingatkan Sang Imam itu adalah seorang pengemis, tukang sapu dll (maaf jika ada kesamaan), tapi kebenaran itu bisa datang dari segala sisi dan kita harus menerimanya. Dinegara ini jarang sekali saya lihat atau dengar pendapat para bawahan atau orang-orang kecil didengarkan. Padahal suara rakyat kecil adalah sebenar-benarnya suara negara ini, jika rakyat kecil belum sejahtera berarti pemimpin kita belum berhasil memimpin negara ini.

Dilingkungan kerja saya, saya juga mengalami hal-hal yang demikian, pendapat yang didengar selalu pendapat orang-orang yang berjabatan tinggi dan dekat dengan pimpinan. Akankah negara ini masih seperti ini? bisa iya bisa tidak, tergantung rakyat dan pemimpinnya. Karena nasib rakyat ditangan pemimpin dan nasib rakyat tetap ditangan rakyat. Semoga saja pemimpin kita yang baru nanti bisa menjabarkan makna demokrasi yang sesungguhnya kepada rakyat.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

demokrasi dimanapun memiliki kekurangan,tapi alangkah baiknya bila kita mendirikan sistem kepemimpinan khilafah yang lebih sempurna daripada sistem kepemimpinan yang ada di dunia saat ini...

Unknown mengatakan...

Rentalmotor: Benar, karena demokrasi saat ini sudah banyak bercampur baur dengan tujuan2 pribadi oknum2 tertentu.

Posting Komentar

Barangkali ada pertanyaan, silahkan komentar dibawah sini!