Rabu, 21 Maret 2012

Nenek Mencuri Singkong Di Fonis 2,5 Tahun

SEORANG NENEK MENCURI SINGKONG KARENA KELAPARAN, HAKIM MENANGIS SAAT MENJATUHKAN FONIS !!

Diruang sidang pengadilan, hakim Marzuki duduk tercenung menyimak tuntutan Jaksa PU terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong, nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya lapar, sehingga sang nenek harus mencuri singkong ke kebun sebuah Perusahaan Keripik Singkong namun manajer PT.Tak Disebutkan ini tetap pada tuntutannya, untuk menghukum nenek ini dan ganti rugi atas singkongnya agar menjadi contoh bagi warga lainnya agar tidak mengambil singkong di kebunnya sembarangan.


Hakim Marzuki menghela nafas saat harus memberi fonis terhadap nenek itu, dia memutuskan diluar tuntutan Jaksa PU, *Maafkan saya, ujar Marzuki sambil memandang nenek tua itu, *saya tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetaplah hukum dan nenek ini harus dihukum ujarnya lagi. Saya mendenda anda 1jt rupiah dan jika anda tidak mampu membayar denda tersebut maka anda harus ditahan di penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan Jaksa PU.

Nenek itupun tertunduk dan meneteskan air matanya, hatinya remuk redam, sementara sang Hakim Marzuki mencopot topi toganya, kemudian membuka dompetnya dan mengambil lalu memasukkan uang Rp.1.000.000,-  ke topi toganya dan berkata "Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan hukuman denda kepada semua yang hadir diruangan sidang ini sebesar Rp.50.000,- sebab menetap dikota ini dan membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucu dan anaknya yang sakit, saudara Panitera tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini dan berikan uang dari kita semua kepada terdakwa"

Sampai palu diketuk dan Hakim Marzuki meninggalkan ruang sidang dan menemui nenek itu lalu menyalami nenek itu, Sang nenek pun pergi dengan uang dari semua hadirin, termasuk uang yang dibayarkan oleh Manajer PT. tsb yang pergi dengan muka malu karena keserakahannya terhadap harta.

Kisah ini sungguh menarik untuk jadi contoh kepada aparat penegak hukum negeri ini untuk bekerja menggunakan hati nurani dan pikiran yang bersih dan jernih. Semoga Hukum Negara kita bisa membaik dan tak bisa lagi dibeli.

2 komentar:

bana mengatakan...

wah keren ceritanya,, sekarang tidak banyak orang yang masih "berhati" salut untuk pak hakim,,

bisnis online mengatakan...

kasihan juga nasib si nenek.

Posting Komentar

Barangkali ada pertanyaan, silahkan komentar dibawah sini!